Kegiatan

INTEGRASI LIMA KEUNGGULAN TANA TORAJA KE DALAM KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

Spread the love

Oleh Sumartoyo, S.Pd., M.Si.

AGUPENA – Pendidikan berbasis potensi kedaerahan merupakan sebuah paradigma yang semakin mendapatkan perhatian di berbagai negara. Pendekatan ini menempatkan fokus pada pengembangan potensi unik dan karakteristik khusus yang dimiliki oleh setiap wilayah atau daerah, sebagai sumber daya utama dalam menciptakan pendidikan yang relevan dan bermakna. Dalam era globalisasi, pendidikan berbasis potensi kedaerahan membawa sejumlah manfaat, mulai dari pemberdayaan komunitas lokal, eksplorasi dan pemanfaatan lingkungan, ikonisasi, hingga mempromosikan identitas budaya dan ekonomi daerah.

Dua dari 5 prinsip Kurikulum Merdeka Belajar yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yaitu pembelajaran yang relevan adalah pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan; menjadi jembatan dan magnet untuk mendekatkan Kurikulum Merdeka pada berbagai potensi daerah, merekatkan potensi daerah ke dalam dimensi dan elemen pembelajaran peserta didik. Kolaborasi konteks tersebut akan membuka segmentasi kompetensi baru, yang akan menjadi bekal bermakna bagi anak menuju masa depan.

Pendidikan berbasis potensi kedaerahan bukanlah hal yang baru. Model ini seharusnya menjadi blok plan pendidikan di Tana Toraja, karena memiliki daya dukung berupa sumber daya alam dan SDM yang tersebar luas. Pengembangan kurikulum Merdeka yang berafiliasi dengan keunggulan yang dimiliki oleh Tana Toraja adalah karakteristik yang menyatu dengan gaya hidup masyarakat Toraja sehari-hari. Kekahasan ini adalah kekayaan yang semestinya diliteraturkan ke dalam kurikulum dan diimplementasikan ke dalam bagian atau keseluruhan komponen pembelajaran. Misalnya saja, kurikulum dapat dirancang dengan mempertimbangkan kekayaan budaya, seni, serta kearifan lokal yang unik, yang meliputi tradisi adat istiadat, seni ukir, pahat batu, dan keterampilan lain yang sudah lama menjadi identitas kedaerahan.

Dalam blok plan ini, organisme pendidikan akan diperkaya melalui penguatan identitas budaya lokal, mengintegrasikan pengetahuan tradisional dengan pendidikan modern, dan mendorong pengembangan keterampilan yang relevan dengan keunggulan Tana Toraja, seperti pariwisata, budaya, dan pertaniannya. Dengan cara ini, kurikulum Merdeka akan memberikan peluang nyata bagi peserta didik di Tana Toraja untuk memanfaatkan potensi lokal mereka dan mewariskan nilai-nilai tradisional sambil mempersiapkan mereka untuk berperan aktif dalam pembangunan dan pelestarian budaya daerah.

Selain membuka peluang seperti di atas, pendidikan berbasis potensi kedaerahan juga mempromosikan inklusi sosial dan keberlanjutan. Dengan memanfaatkan aset lokal, pendidikan dapat menjadi sarana untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi yang khas di suatu daerah. Ini membantu memperkuat identitas budaya, meningkatkan lapangan pekerjaan lokal, dan mendorong inovasi dalam pengembangan berkelanjutan. Melalui pendidikan yang mempertimbangkan karakteristik kedaerahan, pengambil kebijakan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pertumbuhan holistik peserta didik dan membangun pondasi yang kuat untuk masa depan yang berkelanjutan.

Tana Toraja yang kaya dengan bentang alam dan karakteristiknya menghadirkan 5 keunggulannya sebagai kekhasan yang dapat diintegrasikan ke dalam perangkat pembelajaran antara lain:

  1. Kopi Toraja, Tana Toraja merupakan salah satu kota penghasil kopi arabika terbaik di Indonesia. Kopi Toraja memiliki karakteristik rasa dan aroma yang unik karena tumbuh di dataran tinggi dengan jenis tanah endapan liat/marine. Selain dapat menjadi muatan P5 (Projek Profil Penguatan Pelajar Pancasila), materi tentang kopi Toraja dapat diajarkan dalam pelajaran Agama, IPS, IPA, Prakarya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) sebagai materi kecil.
  2. Pariwisata, Tana Toraja memiliki ribuan spot-spot wisata yang menjadi daya tarik tersendiri. Spot dan situs wisata dapat menginspirasi bagi peserta didik di masa depan sebagi pelaku industri pariwisata, atau sebagai penyokong cagar wisata di masa depan, dan agen promosi. Selain dapat menjadi muatan P5 (Projek Profil Penguatan Pelajar Pancasila), materi tentang pariwisata dapat diajarkan dalam pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, IPS, Prakarya, dan Seni Budaya.
  3. Budaya dan adat istiadat, Tana Toraja memiliki tradisi pemakaman dan pesta syukuran yang unik dan mencerminkan nilai-nilai sosial kekerabatan yang tinggi. Budaya dan adat istiadatnya menyatu ke dalam sendi kehidupan masyarakat Toraja, terlalu banyak nilai yang dapat diamalkan oleh peserta didik yang adalah generasi Z, yang hari ini sudah terkikis oleh imperialism ultra modern. Selain dapat menjadi muatan P5 (Projek Profil Penguatan Pelajar Pancasila), generasi ini perlu didekonstruksi kembali ke dalam mata pelajaran seni budaya, bahasa Indonesia, PKn, dan IPS.
  4. Kerajinan tangan, Masyarakat Tana Toraja terkenal dengan kerajinan tangan seperti ukiran kayu, anyaman bambu, dan tenun ikat. UMKM Kerajinan tangan dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran yang terafiliasi ke dalam muatan P5 (Projek Profil Penguatan Pelajar Pancasila) dan pada mapel seni budaya, prakarya, dan IPS.
  5. Pertanian, Tana Toraja memiliki potensi di bidang pertanian seperti padi, jagung, ubi kayu, dan sayuran. Tanaman pertanian semacam itu menyokong aktivitas ekonomi masyarakat ekonomi bawah dan menengah. Pertanian di Tana Toraja berdampak signifikan pada perputaran ekonomi dan dapat menjadi inspirasi bagi peserta didik di masa depan terlibat dalam inndustri pertanian yang lebih besar dan terkonsentrasi pada satu atau jenis tanaman yang menguntungkan. Di samping itu, terbuka ruang kampanye hijau dan kesadaran bagi generasi muda manfaat mengkomsumsi sayur-sayuran organik. Selain dapat menjadi muatan P5 (Projek Profil Penguatan Pelajar Pancasila), materi pertanian dapat diintegrasikan ke maple IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PJOK, dan PKN.

Agar kelima keunggulan di atas terlaksana melalui sebuah kebijakan yang adap, serta dapat menjadi arus kesadaran bagi guru-guru dalam pemanfaatkan potensi daerah, maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tana Toraja perlu melakukan kajian dan ujicoba. Ada beberapa langkah yang perlu dicermati antara lain:

  1. Identifikasi dan pemetaan awal diperlukan untuk menentukan sekolah yang akan jadi model, diujicobakan bersamaan dengan kebijakan.
  2. Pelatihan dan pengembangan profesional dipersiapkan untuk guru-guru agar pada saat implementasi kurikulum guru tidak stag bersama peserta didik.
  3. Penguatan diperlukan melalui kolaborasi dengan komunitas lokal dan tokoh di masyarakat. Sebagai catatan di Tana Toraja umumnya komunitas lokal jarang dilibatkan oleh sekolah dalam program kerja mereka.
  4. Kebijakan dalam payung Perda akan jauh lebih baik agar semua komponen/stakeholder bergerak bersamaan, sebab guru di sekolah memiliki keterbatasan dari segi waktu dan SDM.
  5. Pembuatan master plan Pendidikan Berbasis Potensi Daerah agar ada skema: perencanaan, penataan, pelaksanaan, evaluasi, dan umpan balik secara menyeluruh.

Penulis adalah Guru, Sastrawan, Jurnalis, Aktivis, dan Organisatoris di berbagai organisasi profesi dan pemuda.


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *