Pendidikan

Hormati Dua Surat Edaran, SMPN Satap 2 Bittuang Maknai Hari Kasih Sayang dengan Ibadah Interaktif

Spread the love

AGUPENATANA TORAJA, Ceria dan energik, peserta didik SMPN Satap 2 Bittuang memiliki cara tersendiri untuk memaknai Hari Kasih Sayang yang jatuh pada 14 Februari 2023.

Halaman sekolah yang sempit tidak membatasi kreatifitas siswa bersama guru-gurunya untuk berbagi semangat, keceriaan, dan metode Floating Heart melalui kegiatan ibadah.

Sebelumnya Gubernur Sulsel mengeluarkan surat edaran nomor 1420/1539/Disdik pertanggal 13 Februari tentang peningkatan karakter peserta didik yang berakhlak mulia. Isi surat edaran tersebut meminta kepada seluruh satuan tingkat pendidikan di wilayah Sulawesi Selatan untuk tidak merayakan Valentine Day karena dianggap bertentangan dengan norma dan nilai-nilai budaya lokal, sehingga sekolah-sekolah diharapkan pada tanggal 14 Februari lebih memfokuskan kegiatan pengganti pada penanaman nilai-nilai karakter melalui pendekataan keagamaan.

Jauh sebelum surat edaran Gubernur Sulsel, Bupati melalui Pj Wabup Tana Toraja pada tanggal 3 Februari telah menerbitkan edaran nomor 009/0096/II/Setda tentang kegiatan sosialisasi pencegahan bunuh diri yang ditempatkan pas di Hari Kasih Sayang (Valentine Day).

Bupati Tana Toraja mengharapkan peran sekolah di tiap tingkat satuan pendidikan untuk melaksanakan dialog interaktif yang bertujuan mengidentifikasi sekaligus membuka ruang solusi pemecahan masalah bunuh diri di kalangan remaja yang akhir-akhir ini marak.

Menindaklanjuti kedua surat edaran di atas, SMPN Satap 2 Bittuang yang dikomandoi Marthen, S.Pd. MM. menggelar rangkaian kegiatan interaktif sosialisasi “Cegah Bunuh Diri, Anti Perundungan, Stop Narkoba dan Pergaulan Bebas”.

Sosialisasi yang dikemas dalam Ibadah Kasih itu mengangkat tema “Stop Sakiti Dirimu, Ceria Berbagi Kisah dan Kasih, Energik Berprestasi”.

“Kami menghormati edaran Pak Gub dan melaksanakan edaran Bapak Bupati Tana Toraja melalui kegiatan ibadah kontekstual dan interaktif sebagai langkah awal untuk memperkuat pendidikan karakter pada anak didik,” ungkap Marthen.

Unik, sarat dengan psikomotorik dan perenungan, peserta didik diantar dalam ritme pembekalan iman dan mental. Tidak sedikit siswa kelas IX yang menangis setelah dikonselingi dengan metode Floating Heart.

Sumartoyo, S.Pd., M.Si. koordinator kesiswaan SMPN Satap 2 Bittuang yang mengembangkan metode Floating Heart ini mengungkapkan bahwa akumulasi sakit hati atau masalah batin yang bertumpuk dalam sanubari anak-anak suatu saat akan menciptakan akar pahit yang kelak seperti bola salju atau ibarat gunung salju di bawah permukaan laut.

Floating heart mencoba menjangkau wilayah yang paling dalam diri anak. Menuntun anak menemukan akar pahit dalam dirinya, menarik semua beban yang mengambang untuk kemudian dihempaskan keluar melalui sebuah media. Pikiran anak lalu diantar ke masa depan, menemukan dirinya yang sebenarnya, merasakan masa depan yang indah dengan sikap sebagai pemenang.

Agar kegiatan lebih energik dan dapat dirasakan oleh semua siswa, guru membagi siswa dalam 3 kelompok dan guru secara bergantian membawa materi sesuai topik. Tidak ada guru yang tidak terlibat, semua kita libatkan, tutup Marthen.

Kontributor: Bahtiar Azis (Tim)


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *