Kegiatan

Sosialisasi Perda No. 40 Tahun 2022 Tentang Pengembangan Pertanian Organik, Dra. Firmina Tallulembang, dari Fraksi Gerindra/Ketua Komisi B DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Disambut Hangat Komunitas Jawa dan NTT

Spread the love

AGUPENATANA TORAJA, Ketua Komisi B DPRD Provinsi Sulawesi Selatan/Fraksi Gerindra, Dra. Firmina Tallulembang melaksanakan reses di lokasi Kafe Sikamali’, Kelurahan Pantan Makale (Rabu,17/08/22). Sosper bertajuk sosialisasi Perda No. 4 Tahun 2022 tentang Pengembangan Pertanian Organik.

Reses kali ini berbeda dengan Sosper/reses sebelumnya, karena mayoritas peserta reses yang adalah warga Tana Toraja keturunan Suku Jawa dan NTT (Keluarga Besar Manggarai).

Marassan Mallisa, SE Sekretaris Partai Gerindra kab Tana Toraja, selaku penyelenggara Sosper/reses mengatakan, “Ibu Firmina menyadari saudara-saudara dari Suku Jawa dan NTT yang telah tercatat sebagai warga Tana Toraja perlu mendapatkan perhatian karena mereka mencari nafkah dan hidup bersosialisasi di tengah masyarakat Toraja sudah puluhan tahun. Ibu sangat mengapresiasi mereka karena mereka bagian dari kekuatan ekonomi Tana Toraja.”

Tema Sosper/reses mengangkat pentingnya pengembangan tanaman organik bagi masyarakat Tana Toraja, tidak terkecuali untuk pedagang yang mayoritas digeluti komunitas Suku Jawa dan NTT. Di sela-sela pemaparan materi beberapa pertanyaan mewakili keinginan peserta untuk menggeluti pertanian organik termasuk apakah dimungkinkan pengembangan kopi organik di Toraja. Sarjana, Kepala Unit Produksi KUD Sane yang sudah puluhan tahun berkecimpung dalam industri kopi menerangkan pertanian kopi organik wajib mengantongi sertifikat SNI 6729:2016, Permentan No. 64/2013, dan Perka BPOM I/2017 yaitu kopi organik berdasarkan lahannya harus bebas dari pestisida dan pupuk kimia, dan itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengistirahatkan tanah.

Harapan dari kedua komunitas diwakili oleh Ustads Muhammad Hakim yang memohon keterlibatan pemerintah daerah untuk melihat potensi-potensi orang Jawa dan NTT, terutama sebagian besar dari mereka adalah pedagang, sehingga membutuhkan pendampingan agar potensi-potensi yang ada dapat dikembangkan untuk mendukung kemajuan daerah.

Tidak luput memberi masukan, Sumartoyo yang juga aktivis dan praktisi pemuda adalah warga Tana Toraja berdarah Jawa (Jogya) dan Toraja mewakili harapan DPD II KNPI tentang pentingnya ketahanan pangan mengingat Presiden Jokowi sudah mewanti-wanti tahun 2023 akan dilanda badai resesi dan diperkirakan sekitar 800 juta jiwa penduduk dunia akan ditimpa kelaparan massal. Sumartoyo menginfokan kepada Ibu Firmina dan Tim bahwa Pemerintah Daerah harus mampu menangkap peluang tanaman pangan alternatif bernama sorgum, selain berfungsi sebagai pengganti beras, juga dapat dibuat menjadi tepung terigu pengganti gandum. Semua Negara pengekspor gandum ke Indonesia sudah menutup akses untuk mengamankan pasokan gandum dalam negeri masing-masing, sementara tepung berbahan gandung yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan roti, mie, snack, dan lain-lain akan mengalami kenaikan harga yang signifikan di pasar nasional, ini akan menjadi ancaman ekonomi di kalangan pedagang terlebih yang memiliki industri rumahan.

Di akhir sesi, Firmina menekankan bahwa Partai Gerindra tetap berkomitmen untuk membantu rakyat Indonesia, terutama masyarakat Toraja tanpa terkecuali sesuai dengan lingkup komisi B yang dibidangi oleh senator yang paling banyak bersentuhan dengan masyarakat bawah itu. Komitmen tersebut diwujudkan dengan reses untuk menjaring sebanyak-banyaknya aspirasi dari masyarakat bawah agar Partai Gerindra dapat memperjuangkan aspirasi tersebut, tentunya sesuai kewenangan dan aturan yang berlaku.

Kontributor: Hajar Aswad


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *