KNPI BERGERAK

Hasta Karya dan Festival Kuliner di Jamnas Pramuka Membuka Potensi Kekuatan Ekonomi Berbasis Berkearifan Lokal

Spread the love

AGUPENATANA TORAJA, Jambore Nasional Pramuka bagi Penggalang dan DIANPINSAT bagi Penegak Pandega dilaksanakan di Rante Sa’ku’, Kel. Tampo Simbuang, Kec. Mengkendek dimulai dari tanggal 13 – 18 Agustus 2022.


Kegiatan Jamnas yang dipelopori oleh Gerakan Pramuka Kwartir Cab. Tana Toraja diketuai oleh Eric Christal Ranteallo, S.Pi., memiliki agenda kegiatan yang sangat mendidik, di antaranya selain materi-materi di dalam bingkai kepramukaan juga terdapat materi seperti wawasan kebudayaan Toraja, kesehatan reproduksi dan mental, duta pemuda dan perdamaian, stunting dan gizi buruk, dan materi terkait bahaya narkoba dari BNN.

Peserta Didik dan Gurunya Sesaat Sebelum Mengikuti Materi dari BNN


Untuk melatih kemampuan apresiasi peserta didik terhadap seni, maka panitia sejak hari kedua menyelenggarakan lomba lawak, vocal group, lomba ma’parapak, dan malam persahabatan diadakan di malam terakhir jamnas.


Koordinator acara Perawati Patiung, S.Pd., mengatakan, “acara jamnas dikemas secara edukatif dengan tujuan melatih setiap ranah kompetensi dalam diri peserta didik. Sisi positif yang mereka petik adalah terjadinya kolaborasi antara pengetahuan, kemampuan untuk merasakan maupun empati, hingga lahirnya daya kreasi, sehingga mereka memiliki bekal yang beragam yang mereka dapat bawa pulang ke sekolah masing-masing.”

Peserta Didik dari Bittuang saat Bercengkrama dengan Tim KNPI Tator


Kegiatan inspiratif yang dikelola oleh Tim Panitia terletak pada dua item penting, yaitu hasta karya dan festival kuliner. Hasta Karya yang dibuat bertajuk kearifan lokal, yakni membuat berbagai macam anyaman bambu (salokkok, buriak) dan kemoceng dari Bahan bekas dari tali rafia sebagai salah satu karya yang memiliki nilai jual dan dapat digunakan untuk kalangan sendiri. Hal ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh peserta didik khususnya anggota Pramuka untuk meningkatkan ekonomi kreatif di dalam keluarga maupun masyarakat, lanjut Perawati. Sedangkan untuk kuliner juga bertajuk pada kearifan lokal budaya Toraja yaitu sekumpulan makanan tradisional yang menjadi ikon orang Toraja seperti tollok pamarassan lendong dan lawa’ lendong (Masakan dari bahan belut sawah), piong ikan mas, dan masakan khas Toraja lainnya turut dipamerkan sebagai kreatifitas.

Peserta Didik Membuat Anyaman


Ketika menyaksikan atraksi peserta didik dalam berhasta karya dan berkuliner, Sumartoyo, S.Pd., M.Si. yang adalah praktisi pemuda dari DPD II KNPI Tana Toraja menjelaskan bahwa hasta karya dan festival kuliner makanan tradisional adalah potensi dari kekuatan ekonomi berbasis kearifan lokal.

Kuliner Berbahan Belut dari SMPN 2 Bittuang


“Industri makanan terus berkembang, namun di sektor yang bersentuhan dengan budaya belum banyak ditumbuhkan sebagai produk UMKM berkearifan lokal. Sudah saatnya ada kurikulum UMKM untuk peserta didik jenjang Penggalang dan Penegak Pandega yang muatannya menggali semua jenis dan ciptaan kuliner baru khas Toraja. Basis projek ini jelas dan dapat disematkan dalam P5 pada Kurikulum Merdeka Belajar,” pungkas Sumartoyo yang sempat belajar beberapa produk unggulan UMKM Kuliner berkearifan lokal di beberapa daerah di Indonesia.


Kontributor: Hajar Aswad


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *