JurnalistikPolitik

Ketegangan di Teluk Persia Memuncak Pasca Iran Mengorbit Satelit Mata-Mata: Hossein Salami Siap Hadapi AS.

Spread the love

AGUPENA – INTERNASIONAL, Ketegangan antara Amerika dan Iran kembali mencuat setelah Iran muncurkan sendiri satelit mata-matanya ke ruang angkasa pada Rabu  22 April 2020.

Foto: sepahnews

Mayor Jenderal Hossein Salami, Pemimpin Korps Pengawal Revolusi Iran melalui siaran Persnya (23/04/20) di TV pemerintah Iran berjanji akan menghancurkan kapal-kapal Amerika di Teluk Persia yang sengaja mengancam keamanan kapal militer atau non-militer Iran,” tegasnya. Seperti dilansir dari Reuters, Hossein Salami mengunggah pernyataan tentang”Keamanan Teluk Persia adalah bagian dari prioritas strategis Iran.”

Kemarahan Hossein Salami yang menuduh Amerika sebagai teroris dipicu ketika sehari sebelumnya Donald Trump mengunggah ciutannya di laman twitnya,

“I have instructed the United States Navy to shoot down and destroy any and all Iranian gunboats if they harass our ships at sea. (terjemahan: “Saya telah menginstruksikan Angkatan Laut Amerika Serikat untuk menembak jatuh dan menghancurkan setiap dan semua kapal perang Iran jika mereka melecehkan kapal kami di laut”)”.

Sikap tegas dan kemarahan Trump setelah ia mendapat laporan tentang 11 kapal cepat Korps Angkatan Laut Pengawal Revolusi Islam Iran melakukan manuver berbahaya dengan jarak hanya 10 yard dengan kapal angkatan laut AS. Kapal cepat IRGC tersebut berada sangat dekat dan agresif, menurut Armada ke-5 Amerika yang merilis rincian tentang insiden itu.

Foto: AFP

Dukungan terhadap Trump datang dari mentri pertahanan Amerika Serikat, Mark Esper yang mengatakan, “Jika Iran mengancam kapal perang AS, maka komandan kami akan menggunakan hak bela diri.” Sampai sejauh ini keadaan di Teluk Persia belum mencapai ketegangan yang pasti. Kedua belah pihak masing-masing menjaga batas otoritas dari kondisi militer yang bisa memanas dengan tiba-tiba.

Terkait keberhasilan Pemerintah Iran mengorbit satelit mata-mata mereka, Media Perancis, AFP menguraikan Korps Garda Revolusi Iran telah memuji kesuksesan peluncuran satelit militer tersebut sebagai ‘kesuksesan besar’. Siaran itu kemudian memancing reaksi Washington yang menuduh Iran telah mengembangkan teknologi persenjataan rudal balistik.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan peluncuran satelit membuktikan tuduhan AS bahwa program luar angkasa Iran adalah untuk tujuan militer dan bukan untuk tujuan komersial. “Saya pikir Iran perlu bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan,” kata Pompeo kepada wartawan di Washington. Namun, tuduhan itu dibantah oleh Salami karena analisa AS dianggap tidak berdasar.

Sepahnews, situs web Pengawal Revolusi, mengatakan satelit yang dijuluki Nour – yang berarti “cahaya” dalam bahasa Persia – telah diluncurkan dari gurun Markazi, sebuah bentangan luas di dataran tinggi tengah Iran. Satelit itu “mengorbit Bumi pada ketinggian 425 kilometer (264 mil)” di atas permukaan laut.

Polemik AS dan Iran sudah memanas sejak satu minggu terakhir saat AL Iran gencar melakukan patroli di Teluk Persia. Ketegangan yang sama pernah terjadi di tahun 2019 di mana saat itu Iran menahan kapal tanker milik Inggris di Selat Hormus. Seperti diketahui Teluk Persia dan daerah pesisirnya adalah satu-satunya sumber terbesar minyak bumi dan industri terkait mendominasi daerah ini dan menjadi zona jalur perdagangan internasional.

Kontributor (ty)


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *