EkonomiJurnalistik

Harga Minyak Dunia Turun, Premium di Indonesia Masih Dijual Mahal

Spread the love

AGUPENA – INTERNASIONAL, Hari ini (17/04) harga minyak terus merosot sejak serangan covid-19 meluluhlantakkan perekonomian dunia dan sektor industri strategis.

Dilansir dari Reuters permintaan minyak global diperkirakan akan menyusut 15 juta hingga 20 juta barel per hari.

OPEC turut memprediksi, permintaan global turun 6,9 juta barel per hari atau 6,9% pada tahun ini.
“Pasar minyak saat ini sedang mengalami guncangan bersejarah yang tiba-tiba, ekstrem dan skala global,” ungkap OPEC dalam siaran pers seperti dikutip dari Reuters, Jumat (17/4).

Kabar turunnya harga minyak bumi ini vital dipengaruhi oleh perang harga antara Uni Emirad Arab dengan Rusia. Kedua negara hingga saat ini dikabarkan belum menunjukkan tanda-tanda akan mengurangi pasokan minyak.

Harga minyak WTI telah mencatat penurunan harian hingga 7.35 persen di kisaran USD18.41-an per barel. Sebaliknya Brent menguat 2.19 persen ke kisaran USD28.43 per barel.

Sebagai catatan saat ini, terdapat dua harga acuan minyak dunia yang paling banyak digunakan di dunia. Yaitu harga minyak dunia Brent dan WTI (West Texas Intermediate) milik AS. Brent (Brent Crude) merupakan sebutan untuk minyak hasil tambang dari Laut Utara (Eropa), dengan nama Brent berasal dari lahan tambang di laut utara, yang dibuka pada tahun 1970. Harga minyak Brent menjadi dasar pembentukan harga sejak tahun 1971 untuk hampir 40% nilai minyak di seluruh dunia, dan terus digunakan sampai sekarang ini. Patokan umum harga minyak bumi untuk semua negara di dunia adalah berkiblat pada Brent dan WTI, termasuk OPEC.

Perihal turunnya harga minyak dunia menurut Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) mengatakan, tahun ini kemungkinan menjadi masa yang terburuk dalam sejarah pasar minyak. “Kesepakatan OPEC ini hebat dan bagus tetapi tidak membantu kami selama tiga puluh hari ke depan,” ungkap Rebecca Babin, Senior equity trader at CIBC Private Wealth Management.

Untuk Indonesia sendiri seharusnya sudah saatnya menurunkan harga BBM. Dua anggota DPR RI dari komisi VI yaitu Primus Yustisio dari fraksi PAN dan Nyat Kadir dari fraksi Nasdem menyoroti pertamina yang seharusnya mencontohi Malaysia yang sudah menurunkan harga pertamaxnya di angka 2.500 per liter.

Penurunan harga BBM milik pertamina dianggap wajar dan ditunggu oleh sebagian besar masyarakat mengingat roda penggerak ekonomi sudah tidak berjalan dengan normal dan dengan kontribusi Pertamina menurunkan harga BBM untuk kelas pertamax, pertalite dan bensin diharapkan dapat membantu masyarakat berpenghasilan kecil seperti ojol, kampas, dan nelayan. (ty)


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *