HEADLINEJurnalistik

Garda Satwa Foundation Meminta Penyetopan Pemberitaan Hewan-Hewan Hutan yang Dianggap Meneror Manusia

Spread the love

Agupenatanatoraja – Nasional

GSF (Garda Satwa Foundation) meminta kepada media-media di Indonesia untuk menghentikan pemberitaan tentang hewan-hewan buas seperti harimau Sumatera yang dianggap meneror penduduk.

Pada laman facebook mereka (Senin/30/12/19), GSF mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap pihak-pihak yang menjustis hewan buas harimau Sumatera yang mengancam keberadaan manusia, “Tempat mereka memang di hutan, manusia yang ambil tempat tinggal mereka, merusak habitatnya, lalu manusia pula yang bertingkah seolah manusia korbannya dan hewan-hewan ini penjahatnya.”

GSF memyebutkan Taman Nasional banyak hancur dikeruk isinya, untuk tambang, diambil kayunya, setelah dirusak, ditinggalkan dan membuka lahan baru lagi tanpa perbaikan. Sekitar 100 juta hektar hutan di Indonesia gundul, dan pihak-pihak yang disesalkan masih menuding hewan-hewan itu sebagai penjahatnya.

Mereka meminta kepada pemerintah untuk konsisten menjalankan UU konservasi agar hutan Indonesia dapat dirawat sebaik mungkin.

Kekecewaan lembaga ini juga disasarkan kepada Bupati Muara Enim, Juarsah, yang mengeluarkan perintah kepada BKSDA dan Polisi Hutan untuk menangkap harimau Muara Enim hidup atau mati. Pernyataan Bupati pada sebuah media yang sudah menjadi trending topik: “Lebih Baik Lindungi Manusia daripada Hewan Buas”. Hemat GSF, sebaiknya Bupati sebagai pemangku jabatan bekerjasama dengan Badan Konservasi setempat, tapi bukan untuk tangkap hidup dan mati.

Badan konservasi dan LSM khusus yang menangani harimau pasti tau, kalau harimau punya jalur lintasannya. Jalur-jalur ini yang kemudian perlu dihindari oleh masyarakat setempat, dan jangan bikin pemukiman di mana tempat lalu lintas harimau berada.

GSF juga menawarkan solusi mengatasi masalas hewan buas yang menerkam penduduk, misalnya jika warga diterkam saat mandi, karena mandinya di kebun, bikinkanlah fasilitas yang aman sehingga warga mandi tidak perlu ke kebun, kamar mandi dalam rumah misalnya. Sehingga kebutuhan warga bisa dipenuhi meskipun malam hari tiba. Bukan hanya dihimbau untuk tidak keluar malam-malam saja.

Harimau Sumatera adalah hewan satwa yang dilindungi oleh UU konservasi, maka dari itu lanjut GSF, harimau bukan penjahat, binatang tersebut menurut mereka hanya bertindak sesuai dengan instingnya: berburu, melindungi diri, untuk bertahan hidup. Oleh karena itu pinta GSF kepada Bupati Muara Enim agar berkonsultasi dahulu dengan ahlinya langsung, jangan langsung ambil keputusan, sebab SDA Muara Enim bisa habis jika ekosistem tidak seimbang lagi.

Tim Agupena

Sumber gambar: Greenpeace, Mongabay, dll.

Sumber FB GSF https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2466866383527815&id=1488908047990325


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *