EkonomiHEADLINEJurnalistik

Gerakan Dedollarisasi Negara-Negara Muslim dan Dampaknya Terhadap Perang Emas VS Dollar AS

Spread the love

Agupenatanatoraja – Mancanegara

Dunia digegerkan setelah Malaysia, Iran dan Qatar mengumumkan akan menggunakan emas sebagai alat transaksi baru dalam sistem perdagangan ketiga negara tersebut.

Pada pertemuan Islamic Summit di Malaysia, Perdana Mentri Malaysia Mahathir Muhammad menyarankan agar kita melihat kembali gagasan perdagangan menggunakan dinar emas dan perdagangan sistem barter di antara kita,” (reuters, 21/19/19).

Gagasan tersebut muncul sebagai suatu sikap agar negara-negara muslim mandiri dalam menghadapi ancaman krisis global di masa depan dan upaya dari menghindari inflasi yang terus bertumbuh setiap tahunnya. Mahathir juga sempat menyinggung tentang penggunaan mata uang dinar yang harus diback up dengan emas.

Emas dijadikan patokan untuk memback up mata uang dinar agar nilainya tidak berpengaruh terhadap inflasi.

Berbeda dengan dollar AS yang sejak 1971 AS memprint mata uangnya tanpa jaminan emas, sehingga AS dengan sesukanya menentukan harga dollar terhadap mata uang negara lain. Cara AS ini dianggap tidak real karena tidak memiliki pasokan berupa emas. Lain halnya dengan mata uang dinar yang dengan pasokan emasnya memiliki stabilitas currency yang menjamin nilainya tidak berubah, komentar Mardigu Wowiek, Pengamat Modern Monetary Theori.

Manfaat transaksi menggunakan dinar dengan underline emas adalah inflasi menjadi zero, harga barang dan upah tidak akan mengalami perubahan karena emas memiliki nilai inheren yang memungkinkannya untuk tetap kebal terhadap inflasi.

Inflasi menyebabkan nilai uang (currency) turun dari tahun ke tahun. Sebagai contoh harga emas 20 tahun yang lalu untuk satu gramnya adalah 100.000 rupiah, sementara saat ini harga untuk 1 gram emas antam adalah 772.000 rupiah tertanggal 28 Desember 2019 seperti dilansir situs https://www.orori.com/antam-goldbar?

Aksi buang dollar digantikan oleh Dinar oleh negara-negara Islam mendapat dukungan dari market. Fomo yang terjadi saat ini adalah harga emas mulai bergerak naik karena Jerman dan China sudah mulai untuk menyetok emas. Fundamentalnya terlihat pada chart di bawah ini :

Harga emas ke depannya akan mencapai level US$ 1.600/troy ons. Dan Popescuco, Analis dan Konsultan Emas, Forex IMS Milan Italia pada laman twittnya mengatakan, “Jelaslah bahwa kita tidak hanya dalam perang mata uang tetapi juga perang emas. Dalam perang mata uang ini, emas memainkan peran utama terhadap dolar AS untuk Cina, Rusia, dan UE. Semua menganggap emas sebagai lindung nilai terhadap dolar.” saat emas bergerak naik karena permintaan terhadap dinar, maka pada saat yang bersamaan dollar akan kehilangan taringnya, terlebih kepada negara-negara muslim yang tengah mendukung gerakan dedolarisasi.

Melemahnya dollar AS juga dipengaruhi oleh sentimen publik terhadap Brexit, adalah ketidakpastian Brexit yang terus menekan GBPUSD dan data BOJ Core CPI pada jam 12:00 WIB beberapa hari lalu.

Sehari yang lalu, analis pasar saham Ayoung Lam memperkirakan pergerakan emasakan turun, bearish (turun) menguji level support di 1480 – 1475 karena pasar yang optimis pada kesepakatan dagang AS-Tiongkok, namun harga emas tetap menguat dan saat ini terjadi bullish (naik), berpotensi menguji di level 1515 – 1519.

Tim Agupena

Sumber foto: wikipedia dan Ayoung


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *